A. Pengertian
Rheumatoid arthritis merupakan salah satu dan kelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oeh imunitas, yang biasanya terjadi destruksi sendi progresif dan dapat mengalami masa remisi (Price dan Wilson, 1995).
Engram (1998) menyebutkan bahwa rheumatoid arthritis merupakan penyakit jaringan penyambung yang bersifat kronis dan sistemik. Dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial sendi diarthrodial yang ditandai oleh adanya periode remisi dan eksaserbasi.
Klasifikasi penyakit rheumatoid :
1. Penyakit jaringan ikat yang difus
Arthritis rheumatoid, arthritis juvenilis, lupus eritematosis (diskoid, sistemik)
Skleroderma (lokalisatsa, skerosis sistemik)
Polimiositis (Dermatomiositis)
Sindrom Sjogern
Sindrom Oerlap (penyakit jaringan ikat campuran)
2. Arthritis yang disertai spondilitis (spondiloartropati)
Ankilosing spondilitis, sindrom goiter, arthritis psoriatic, arthritis yang disertai penyakit usus inflamatori
3. Osteoartritis
Primer maupun sekunder
4. Sindrom rematik yang berkaitan dengan unsur infeksius
Langsung / direct (bacterial, viral, fungal, parasitic)
Reaktif (bacterial, viral, pasca imunisasi)
5. Kelainan metabolic dan endokrin yang disertai keadaan rematik
Keadaan yang berkaitan dengan pembentukan kristal (gout, pseudogout)
Abnormalitas biokimia (amiodosis, hemophilia)
Penyakit endokrin (DM, akromegali)
Penyakit herediter (sindrom hipermobilitas)
6. Neoplasma
Primer maupun sekunder (metastatid, multiple mielama, leukemia)
7. Kelainan neuromuskuler
Sendi charvot, sindrom kompresi (carpal tunnel syndrom, radikulopak,stenosis spinalis), distrofi reflek simpatetik serta penyakit Reynaud
8. Kelainan penyakit tulang, periosteum dan kartilago
Ateroporosis, osteoartroati hepertrofik, hiperostasis skeletal idiopatik difusa, penyakit paget pada tulang.
9. Kelaianan ekstra-arthikular
Lesi jukita artikularis,nyeri punggung bawah, kelainan diskur intervaterbralu, sindrom nyeri regional (metatarsalgia, nyeri servical)
10. Kelainan lainnya yang disertai manifestasi artikuler
Reumatisise polindromik, hidraartrosis intermitten, sarkoidasis, hepatitis aktif kronik
B. Etiologi
Menurut Pusdiknakes (1995) berdasarkan beberapa hipotesis menunjukkan bahwa rheumatoid arthritis dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut :
1. Mekanisme imun (antigen-antibody), seperti interaksi antara Ig G dan rheumatoid faktor.
2. Gangguan metabolisme
3. Proses infeksi (mycoplasma dan virus)
4. Genetik
Menurut Lewis dkk (2000) ada beberapa faktor yang menyebabkan rheumatoid arthritis yaitu
1) Infeksi
Kemungkinan disebabkan oleh mikrobakterium yang spesifik penyebab infeksi seperti virus Ebstein_Barr, parvovirus dan mikrobakteria
2) Mekanisme imun
Dikarakterisasi dengan munculnya gangguan pada Ig G dalam autoantibody
3) Faktor genetik
4) Faktor lain
Gangguan metabolic dan biokimia, nutrisi, lingkungan, pekerjaan dan pengaruh psikososial
C. Tanda dan Gejala
Menurut Price dan Wilson (1995) tanda dan gejala yang mungkin muncul pada penderita rheumatoid arthritis adalah
1. Gejala-gejala konstitusional
Misalnya anoreksia, berat badan menurun, demam, kekuatan berkurang
2. Poliartritis Simetris
Terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi ditangan namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interphalangs distal
3. Kekakuan di pagi hari lebih dari 1 jam
4. Arthritis Erosive
Merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologic. Peradangan sendi yang kronis mengakibatkan erosi di tepi sendi dan pengurangan densitas tulang. Ini dapat dilihat pada radiogram.
5. Deformitas
Kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Deformitas tangan yang sering terjadi adalah pergeseran ulnar dan sublukasi sendi metakarpofalangeal. Pada kalus dapat terjadi prokusi kapus metatarsal yang timbul sekunder dari sublukasi metatarsal. Sendi yang besar dapat terserang sehingga mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam gerakan ekstensi
6. Nodula-nodula
Ditemukan pada sekitar 1/3 orang dewasa penderita rheumatoid arthritis
7. Manifestasi ekstra-artikular, rheumatoid arthritis juga dapat menyerang organ organ diluar sendi, seperti jantung (pericarditis), Paru-paru (pleuritis), mata dan pembuluh darah.
D. Patofisiologi
Pada sendi sinovial yang normal kartilagoartikuler membungkus ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk gerakan. Memberan sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan cairan kedalam ruangan antar tulang. Cairan sinovial berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat. Inflamasi merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan pannus (proliferasi jaringan sinovial). Sinovitis berhubungan dengan pelepasan proteoglikan.
Pada rheumatoid terjadi 2 proses yang dapat saling mendahului maupun bersamaan.
1) Proses Inflamasi
Tahapnya meliputi :
a) Stimulus antigen mengaktifkan monosit dan limfosit T (sel T). antibody immunoglobulin membentuk kompleks imun dengan antign. Fagositosis kompleks imun dimulai dan menghasilkan reaksi inflamasi (pembengkakan, nyeri, oedema pada sendi)
b) Fagositosis akan menghasilkan zat kimia seperti leukotrien yang dapat menarik leukosit lainnya ke daerah inflamasi dan prostaglandin bertindak sebagai modifier inflamasi. Leukotrien dan prostaglandin menghasilkan enzim kolagenase (memecah kolagen) sehingga menimbulkan edema.
c) Proses inflamasi imunologik dimulai dengan disampaikannya antigen pada sel T kemudian proligerasi sel T dan β. Sel β merupakan sumber bagi sel-sel pembentuk antibody / sel plasma. Sebagai reaksi terhadap antigen yang spesifik, sel plasma memproduksi dan melepas antibody. Antibody mengikat antigen untuk membentuk pasangan/kompleks imun. Kompleks imun terbentuk dan tertimbun dalam jaringan sinovial atau organ lain dan memicu reaksi inflamasi.
2) Degenerasi
Degenerasi kartilago artikuler disebabkan gangguan keseimbangan fisiologis antara stress mekanis dan kemampuan jaringan sendi untuk bertahan terhadap stress.
Peran kartilago artikuler adalah
ü Memberikan permukaan penahan beban yang licin secara nyata bersama cairan sinovial membuat gesekan yang sangat rendah dalam gerakan
ü Kartilago meneruskan tekanan sehingga mengurangi stress mekanis
Penyebab terjadinya dengenerasi kartilago artikuler adalah
a) Stress mekanis
Jika digunakan untuk beraktifitas secara terus menerus menyebabkan elastisitas kapsula sendi, kartilago artikuler dan ligamentum berkurang.
b) Perubahan pelumasan
Bersama dengan beban sendi, pelumasan bergantung pada lapisan tipis cairan interstisial yang terpecah dari kartilago ketika terjadi kompresi antar permukaan sendi yang berlawanan.
c) Imobilitas
Terjadi akibat gangguan kerja pemompaan lubrikasi yang terjadi pada gerakan sendi.
E. Penatalaksanaan
Price dan Wilson (1995) mengemukakan tujuan program perawatan dan pengobatan rheumatoid arthritis adalah untuk menghilangkan nyeri dan peradangan, mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal penderita serta mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.
Adapun penatalaksanaan dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Istirahat pada saat nyeri dan lelah
2. Latihan yang spesifik (gerakan aktif dan pasif) pada semua sendi yang sakit untuk mempertahankan fungsi sendi
3. Thermotherapy (misalnya kompres hangat)
4. Gizi seimbang. Hindari garam, mlinjo, emping, kol, daun ketela
5. Obat-obat, pemberian NSAID bertujuan untuk mengurangi nyeri dan proses inflamasi
Referensi :
Lewis, S.M, Heit Kemper, Dirksen,2000. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of Clinical Problem, vol.2, ed 5, Mosby Inc, Missouri
Lewis, S.M, Heit Kemper, Dirksen,2000. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of Clinical Problem, vol.2, ed 5, Mosby Inc, Missouri
Price, S.A, Wilson, L.M, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit (terjemahan), Ed.4, EGC, Jakarta
Pusdiknakes, 1995, Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Muskuloskeletal, Depkes RI, Jakarta
Demikian informasi yang saya peroleh mengenai rheumatoid arthritis. Semoga bermanfaat
Salam Sehat
26 Mei 2016 pukul 18.28
Maaf mau tanya, klo yg tahap inflamasi itu kan ada stimulasi antigen, stimulasi antigennya itu berasal dari mana ya?
Makasih