Sistem kekebalan tubuh akan terus menurun seiring bertambahnya usia. Kondisi ini menyebabkan orang lanjut usia (lansia) semakin rentan terhadap infeksi yang terkait dengan kekebalan tubuh. Beberapa vaksin direkomendasikan untuk lansia agar tidak terlalu sering sakit-sakitan.
Penyakit seperti pneumonia, infeksi saluran kemih dan infeksi kulit sangat umum terjadi pada lansia, dan kadang menjadi jauh lebih parah dibandingkan pada remaja.
Salah satu penyebabnya karena perubahan utama adalah pada organ yang disebut timus, yang berada di belakang tulang dada. Beberapa sel yang paling penting dari sistem kekebalan tubuh, yang disebut limfosit T (atau sel T) matang dalam timus, sebelum dikirim keluar ke seluruh tubuh untuk melaksanakan berbagai mekanisme perlawanan.
Seiring berjalannya usia, timus menyusut sehingga hanya menjadi sekitar 5 persen dibandingkan saat lahir, sehingga produksi sel T turun drastis. Jumlah sel darah putih lainnya juga turun drastis, dan pada saat yang sama juga menurunkan kemampuan untuk membuat antibodi. Sedangakan produksi auto antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri, justru sedikit meningkat.
Perubahan penting lainnya adalah berkurangnya daya hambat pada infeksi seperti kulit menjadi lebih tipis. Sehingga menyebabkan retakan kecil pada kulit yang memungkinkan bakteri masuk ke dalam tubuh. Lapisan usus juga berubah, sehingga memungkinkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh lebih mudah.
Para lansia harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui vaksin apa yang perlu didapatkan.
Seperti dikutip dari BBCHealth, Rabu (2/11/2011), berbagai macam vaksin yang direkomendasikan untuk lansia, antara lain:
1. Vaksin flu musiman
Vaksin ini biasanya direkomendasikan untuk semua orang berusia 65 tahun ke atas, yang kurang mampu memerangi flu, dan lebih mungkin untuk mengalami komplikasi atau kematian oleh karena flu.
Vaksin ini harus diberikan setiap tahun karena virus flu selalu berubah. Dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan pada lansia.
2. Pneumococcus polysaccharide (PPV)
Vaksin ini melindungi diri dari sepertiga strain bakteri Streptococcus pneumoniae, yang juga dikenal sebagai pneumokokus.
Sekitar 50-70 persen vaksin ini efektif dalam mencegah jenis penyakit yang lebih serius seperti pneumonia pneumokokus, sepsis (keracunan darah) dan infeksi lainnya. Vaksin ini direkomendasikan untuk semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
3. Varisela (cacar air)
Vaksin ini dapat melindungi tubuh dari virus cacar, yang cenderung menyebabkan gejala yang jauh lebih buruk pada orang dewasa daripada pada anak-anak.
Vaksinasi ini tidak banyak digunakan di Inggris, tetapi dapat direkomendasikan untuk orang dewasa yang ketika kanak-kanak belum terinfeksi, sehingga belum imun terhadap virus tersebut.
4. Herpes zoster
Herpes zoster adalah ruam kulit yang menyakitkan yang disebabkan oleh reaktivasi dari virus Varicella zoster (VZV) yang menyebabkan cacar air. Penyakit ini paling umum terjadi pada orang tua dan dapat menyebabkan gejala yang cukup parah dan rasa sakit kronis yang dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Joint Committee on Vaccination and Immunisation telah menyarankan program vaksinasi keseluruhan herpes zoster akan direkomendasikan untuk orang berusia 70-79 tahun.
5. Tambahan vaksin di masa kanak-kanak
Ada bukti yang berkembang bahwa kekebalan terhadap penyakit oleh karena vaksinasi di masa kecil dapat berkurang, terutama untuk difteri atau batuk rejan. Sampling dari tes darah menunjukkan bahwa, sekitar 50 persen orang dewasa Inggris selama 30 tahun rentan terhadap difteri, meningkat menjadi lebih dari 70 persen pada lansia.
Vaksin lain seperti vaksin tetanus yang dikenal memiliki efek terbatas, dan tambahan vaksin diberikan setiap 10 tahun. Sehingga tambahan vaksin juga direkomendasikan untuk diberikan pada lansia.
6. Melindungi orang dewasa yang memiliki risiko
Beberapa vaksin dapat direkomendasikan untuk orang dewasa jika mereka memiliki risiko tinggi terhadap infeksi tertentu. Hal tersebut dapat termasuk travel vaccines, seperti hepatitis A, Japanese encephalitis atau demam kuning, hepatitis B, dan BCG (yang melindungi dari TBC).
Sayangnya, lansia tidak menanggapi secara positif mengenai vaksinasi seperti pada orang muda. Cara baru sedang dikembangkan untuk membuat vaksin yang lebih efektif seperti jenis baru dari pemberian vaksin yang menciptakan respons kekebalan yang lebih kuat.
Hal tersebut seperti vaksin flu yang disuntikkan ke lapisan paling atas kulit atau dengan cara menghirup untuk memberikan vaksin langsung ke paru-paru. Namun kedua cara vaksinasi tersebut sedang diuji.
Penyakit seperti pneumonia, infeksi saluran kemih dan infeksi kulit sangat umum terjadi pada lansia, dan kadang menjadi jauh lebih parah dibandingkan pada remaja.
Salah satu penyebabnya karena perubahan utama adalah pada organ yang disebut timus, yang berada di belakang tulang dada. Beberapa sel yang paling penting dari sistem kekebalan tubuh, yang disebut limfosit T (atau sel T) matang dalam timus, sebelum dikirim keluar ke seluruh tubuh untuk melaksanakan berbagai mekanisme perlawanan.
Seiring berjalannya usia, timus menyusut sehingga hanya menjadi sekitar 5 persen dibandingkan saat lahir, sehingga produksi sel T turun drastis. Jumlah sel darah putih lainnya juga turun drastis, dan pada saat yang sama juga menurunkan kemampuan untuk membuat antibodi. Sedangakan produksi auto antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri, justru sedikit meningkat.
Perubahan penting lainnya adalah berkurangnya daya hambat pada infeksi seperti kulit menjadi lebih tipis. Sehingga menyebabkan retakan kecil pada kulit yang memungkinkan bakteri masuk ke dalam tubuh. Lapisan usus juga berubah, sehingga memungkinkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh lebih mudah.
Para lansia harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui vaksin apa yang perlu didapatkan.
Seperti dikutip dari BBCHealth, Rabu (2/11/2011), berbagai macam vaksin yang direkomendasikan untuk lansia, antara lain:
1. Vaksin flu musiman
Vaksin ini biasanya direkomendasikan untuk semua orang berusia 65 tahun ke atas, yang kurang mampu memerangi flu, dan lebih mungkin untuk mengalami komplikasi atau kematian oleh karena flu.
Vaksin ini harus diberikan setiap tahun karena virus flu selalu berubah. Dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan pada lansia.
2. Pneumococcus polysaccharide (PPV)
Vaksin ini melindungi diri dari sepertiga strain bakteri Streptococcus pneumoniae, yang juga dikenal sebagai pneumokokus.
Sekitar 50-70 persen vaksin ini efektif dalam mencegah jenis penyakit yang lebih serius seperti pneumonia pneumokokus, sepsis (keracunan darah) dan infeksi lainnya. Vaksin ini direkomendasikan untuk semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
3. Varisela (cacar air)
Vaksin ini dapat melindungi tubuh dari virus cacar, yang cenderung menyebabkan gejala yang jauh lebih buruk pada orang dewasa daripada pada anak-anak.
Vaksinasi ini tidak banyak digunakan di Inggris, tetapi dapat direkomendasikan untuk orang dewasa yang ketika kanak-kanak belum terinfeksi, sehingga belum imun terhadap virus tersebut.
4. Herpes zoster
Herpes zoster adalah ruam kulit yang menyakitkan yang disebabkan oleh reaktivasi dari virus Varicella zoster (VZV) yang menyebabkan cacar air. Penyakit ini paling umum terjadi pada orang tua dan dapat menyebabkan gejala yang cukup parah dan rasa sakit kronis yang dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Joint Committee on Vaccination and Immunisation telah menyarankan program vaksinasi keseluruhan herpes zoster akan direkomendasikan untuk orang berusia 70-79 tahun.
5. Tambahan vaksin di masa kanak-kanak
Ada bukti yang berkembang bahwa kekebalan terhadap penyakit oleh karena vaksinasi di masa kecil dapat berkurang, terutama untuk difteri atau batuk rejan. Sampling dari tes darah menunjukkan bahwa, sekitar 50 persen orang dewasa Inggris selama 30 tahun rentan terhadap difteri, meningkat menjadi lebih dari 70 persen pada lansia.
Vaksin lain seperti vaksin tetanus yang dikenal memiliki efek terbatas, dan tambahan vaksin diberikan setiap 10 tahun. Sehingga tambahan vaksin juga direkomendasikan untuk diberikan pada lansia.
6. Melindungi orang dewasa yang memiliki risiko
Beberapa vaksin dapat direkomendasikan untuk orang dewasa jika mereka memiliki risiko tinggi terhadap infeksi tertentu. Hal tersebut dapat termasuk travel vaccines, seperti hepatitis A, Japanese encephalitis atau demam kuning, hepatitis B, dan BCG (yang melindungi dari TBC).
Sayangnya, lansia tidak menanggapi secara positif mengenai vaksinasi seperti pada orang muda. Cara baru sedang dikembangkan untuk membuat vaksin yang lebih efektif seperti jenis baru dari pemberian vaksin yang menciptakan respons kekebalan yang lebih kuat.
Hal tersebut seperti vaksin flu yang disuntikkan ke lapisan paling atas kulit atau dengan cara menghirup untuk memberikan vaksin langsung ke paru-paru. Namun kedua cara vaksinasi tersebut sedang diuji.
(http://www.detikhealth.com, 02/11/2011)